Cerpen Cinta "Keseruan di Trans Studio Bandung"

Cerpen Cinta - Honeymoon ke Bandung -- Cerpen Cinta "Keseruan di Trans Studio Bandung", Tempat Honeymoon Di Bandung yang Murah "Trans Studio Bandung", Cerita Honeymoon ke Bandung di Trans Studio, Cerita Bulan Madu Keseruan di Trans Studio Bandung, Cerpen Inspirasi Honeymoon ke Bandung, Tempat Honeymoon di Bandung yang Romantis.

Halo Sobat Karyaku, kali ini kami akan berbagi sebuah pengalaman romantis yang terangkum dalam sebuah cerpen yang berjudul Cerpen Cinta "Keseruan di Trans Studio Bandung". Cerita cinta ini merupakan kelanjutan dari cerita cinta sebelumnya yang berjudul "Perjalanan Hoomeymoon ke Bandung". Langsung saja baca cerpen cinta selengkapnya di bawah ini ya.


Hari ke-2, Keseruan di Trans Studio Bandung

Alhamdulillah, pagi itu suami sudah mendingan. Sama-sama kami turun ke kantin hotel untuk sarapan. Gratis, hehehe.

Setelah sarapan, kami kembali ke kamar. Hari ini tujuan pertama kami yaitu bermain ke Trans Studio Bandung. Sambil menunggu TSB buka jam 9 nanti, kami santai sebentar di kamar, menonton TV dan menyempatkan diri untuk sholat Dhuha.

Jam 9 kami duduk di lobi sambil menunggu taksi online yang sudah kami pesan, datang. Sebenarnya jarak hotel ke TSB cukup dekat, hanya saja pagi itu agak macet, maklumlah kan ini weekend.

Di perjalanan, kepada Bapak sopir, kami juga bertanya tentang cara ke Lembang.

"Sama saya bisa, Mas. Kita offline aja, 700 ribu bisa pulang pergi" Jawabnya.

Aku dan suami saling pandang. Lalu tersenyum sambil memberi kode. Nah, yang ini lebih mahal ya. Hihihi.. 😍

Tiba di TSB, ramai. Kami turun tepat di depan pintu mall TSB. 

Selfie, update status dulu. Hahaha.

"Pak cara masuknya gimana ya, Pak?" Tanya suami ke salah satu satpam.

"Silahkan antri di sebelah sana, Pak. Setelah beli tiket, bisa naik lewat sini lalu belok kanan tempat masuk wahana. Jika ada KTP Bandung, kita ada diskon." Jelas Pak Satpam.

"Baik, terima kasih Pak" Jawab kami.

Tampak ramai barisan orang-orang, tua, muda, anak-anak, rombongan berseragam sepertinya ada acara gathering. Syukurlah kami bisa masuk lebih cepat. Petugasnya membuka pintu baru, mungkin karena kami hanya berdua, jadi tidak terjepit di antrian rombongan itu. Scanning tiket, lalu masuk.

Wah, ada banyak juga wahana di TSB.  Tempat ini luas sekali. 

Wahana yang pertama kali kami lihat yaitu "Vertigo". Kalo kita jadi penonton sih seru banget, gak tau deh gimana rasanya menaiki wahana itu. Duduk lalu diputar-putar. Kira-kira mereka berteriak senang apa teriak karena takut ya. Hehe.

Kami memutuskan untuk keliling-keliling dulu dan memilih wahana yang santai saja. 

Kami mencoba masuk ke wahana "Science Center - Ocean World". Disini kami belajar banyak jenis kehidupan laut. 

Tiba di bagian lorong hiu, aku sempat dikejutkan oleh salah satu video yang isinya kayak nantangin kita megang hiu di layar kaca. Eh tiba-tiba dikejutkan oleh animasi hiu dengan suaranya. 

Di bagian lainnya, ada ikan-ikan dan makhluk laut cantik lainnya yang belum pernah aku lihat. Ada juga si badut, ikan Nemo dan teman-teman. Piranha juga ada!

Terus kami juga mencoba ke bagian ikan yang biasa dipakai terapi. Ikan Garra Rufa. Katanya ikan-ikan tersebut bisa membersihkan kulit-kulit mati.

Setelah asyik bermain di dunia kehidupan laut, kami kembali mendekati wahana "Giant Swing".  

"Kita coba naik itu yok, Kak." Rayu ku kepada suami.

"Yakin nih? Yok ayok kita ngantri." Ajak Kakak.

Lumayan panjang antriannya. Gimana rasanya nanti di atas sana. Dikipas ke kanan dan ke kiri. Luar biasa.

Tiba juga giliran kami. Deg-degan.

"Lets have fun. Giant Swing". Kata Teteh petugasnya sambil menekan tombol mulai wahana.

Aku teriak histeris. Sementara suami yang duduk di sebelahku diam tanpa suara. Aku gak tahu dia takut apa gak. Hahaha.

Aku terus berteriak, memejamkan mata, gak berani lihat ke bawah. Ini tinggi sekali. Aku sampai meneteskan air mata seiring semakin kencang wahana itu berayun. 

Sementara dua lelaki lagi yang duduk di sebelah kanan ku seperti tidak ada takutnya. Mereka tertawa-tawa. Syebel ih!

Akhirnya wahana berhenti juga. Turun dari wahana itu rasanya puyeng. Mual. Tapi puas karena habis teriak-teriak. 

Lalu suamiku membelikan minum, kami duduk lesehan.

"Ya ampun sayang, itu tadi pertama dan terakhir dah. Gak mau lagi." Kataku.

"Lah tadi sebelum naik kan katanya berani. Haha." Goda suami padaku.

Setelah dirasa segar kembali, kami makan siang sambil menyaksikan para pengunjung bermain di wahana TSB. Lalu kami sholat Zuhur.

Alhamdulillah. Perasaanku kembali tenang usai makan dan sholat Zuhur. Lalu, kami melanjutkan petualangan di TSB, berkeliling lagi di TSB yang luas ini.

Kami mencoba wahana "Dunia Lain" karena ku pikir wahana ini tidak akan mengguncang perutku seperti wahana "Giant Swing" yang kami naiki sebelumnya.

"Ah, paling ditakut-takuti oleh hantu pura-pura. Gak takut adek, Kak. Sudah pernah waktu kecil ke rumah hantu." Tuturku pada suami.

"Tapi antriannya panjang bener dek." Kata suami.

"Ayolah, adek penasaran kak." Bujukku pada suami.

Akhirnya suami mengalah dan kami pun dengan sabar turut baris dalam antrian.

Cukup lama menunggu, hampir  satu jam kami mengantri, maju sedikit demi sedikit dan akhirnya sampai juga ke depan pintu wahana. 

Ternyata, di dalam "Dunia Lain" kita tidak berjalan kaki, melainkan kita menaiki gerbong kereta api. Tetapi, satu gerbong hanya dinaiki oleh satu rombongan. Sepertinya satu gerbong maksimal hanya boleh ditumpangi oleh empat orang.

Tiba giliran kami menaiki kereta. Kami hanya berdua. Aku duduk di sebelah kiri suamiku. 

Keretanya melaju pelan. Suasana perjalanan sepanjang rel kereta tersebut gelap, seperti berada di terowongan.

Di sepanjang dinding tampak lukisan yang seolah hidup. Dan ditambah suara mistis, suara rekaman sih.

"Yah, kalo hantunya kayak gini adek gak takut, Kak. Hehe." Kataku.

Keluar dari terowongan, terdengar suara mobil ambulans, sepertinya kita memasuki suasana rumah sakit, kamar jenazah, ya seperti itulah.

"Tempatnya di luar dugaan Kak, adek kira hantunya manusia, ternyata animasi. Kurang seru ah, ga teriak-teriak. Hehehe." Kataku pada Kakak di perjalanan Dunia Lain.

Kakak hanya diam. Dia mengamati dengan seksama tempat ini.

Dan kereta pun berhenti di tempat awal kami memulai perjalanan tadi. Lalu kami pun keluar dari wahana.

Masih belum puas, kami pun melanjutkan berkeliling di TSB. 

Wahana berikutnya yang ingin kami coba yaitu "Dragon Riders" akan  tetapi antriannya lebih ramai, banyak juga anak-anak yang ingin menaikinya. 

Wahana "Dragon Riders" sepertinya agak lebih santai. Kita duduk, lalu Sang Dragon akan berputar pelan.

Karena tidak tahan mengantri panjang, akhirnya kami keluar dari antrian.

Di sebelah wahana "Dragon Riders" terdapat "Pulau Liliput" yaitu sebuah wahana bermain khusus untuk anak-anak.

Semakin siang, TSB makin ramai. Hari itu sedang berlangsung pertunjukan teater. Tidak tau juga jalan ceritanya seperti apa, kami tidak terlalu mengikutinya.

Kami berjalan lagi ke arah depan dan bagian tengah TSB. Di seberang wahana "Giant Swing" terdapat wahana "Petualangan Si Bolang". Kami sempat mau masuk menjadi Si Bolang tapi batal karena lagi-lagi malas mengantri. Antrian disini kebanyakan keluarga kecil. Wisata edukasi yang menarik bagi si kecil.

Suamiku mengajak ku untuk pulang ke hotel, menyudahi petualangan hari ini. Mungkin ia belum terlalu fit.

"Nanti ya Kak, coba yang itu ya, terakhir, pliiiss. Abis itu kita pulang." Rengekku pada suami.

Sebenarnya kakiku juga sudah pegal mengitari TSB. Tapi aku belum puas jalan-jalan. Hehe.

"Oke sayang, wahana ini yang terakhir ya, setelah itu kita pulang. Kalo bisa waktu Asar nanti kita sudah di hotel." Jawab Kakak.

Sebelum pulang lalu kami mengantri ke wahana "Dunlop Trans Car Racing". Sebenarnya antrian wahana ini juga panjang sekali. Tetapi suamiku terlihat segar kembali. Kali ini malah dia yang penasaran.

"Wah bisa gak ya Kakak nyetir mobil? Eh tapi itu anak-anak aja bisa ya, Dek." Kata suami bersemangat.

Tiba juga giliran kami. Betapa kaki sudah pegal mengantri. Mobil balap yang kami naiki berwarna kuning. 

"Wah ternyata jalan sendiri, Dek. Kakak cuma nambah injek gas atau rem ini. Kayak nyetir beneran ini pegang setirnya. Hahaha." Jelas suami sambil nyetir.

Jalur mobil ini dibuat berkelok-kelok persis di tempat balapan.

Sembari suami menyetir, aku aktif merekam. Momen lucu sekaligus seru. Kami tertawa bersama.

"Latihan nyetir ya sayang." Godaku pada suami.

Wahana penutup yang seru. Kelokan, tanjakan dan turunan yang mengasyikkan. 

Saat mau keluar dari TSB, kami baru lihat kalau ada juga wahana "Racing Coaster". Hmm, tapi sudah janji  balapan mobil tadi yang terakhir. Dan sepertinya aku juga gak berani main-main lagi ke wahana yang memacu adrenalin. Cukup "Giant Swing" yang membuatku menangis. Hihi.

Usai sudah keseruan honeymoon di TSB. Kami keluar dari TSB. Tak lupa untuk berfoto di depan tulisan "Trans Studio".

Kami memilih jalan pulang yang berbeda dari jalan kami datang. Ternyata TSB bergabung dengan mall. Muter-muter sebentar merasakan mall nya TSB. Jadinya kami keluar dari pintu mall. 

Pas sekali, azan Asar berkumandang. Akhirnya, kami memutuskan untuk sholat terlebih dahulu di Masjid TSB yang masih berada dalam satu kawasan TSB. Masjid yang megah dan indah. 

Setelah sholat, aku langsung memesan taksi online untuk pulang ke hotel.

Sambil menunggu, kami jajan rujak. Agak lama, karena jalanan macet dan ada pengalihan arus. Setelah mobilnya datang, kami  langsung naik dan mengobrol tentang Bandung dengan Kang sopir.

Di perjalanan, kepada Kang sopir, kami juga bertanya tentang cara ke Lembang.

"Pak, kalo mau ke Lembang berapa Pak sama Bapak?" Tanya suami.

"500 aja mas. di jemput di hotel, dan diantar lagi ke hotel. Itu sudah sama keliling-keliling ke tempat wisata." Jawab pak sopir.

"Sudah sama minyak Pak?" Tanya suamiku lagi.

"Iya mas, 500  bersih." Jawab pak sopir.

"Wah kalo bisa kurang lagi lah, Pak". Tawar suami.

"Itu sudah murah mas hehe." Kata pak sopir.

 "Nanti kami telpon ya Pak kalo jadi." Kata suami.

Karena tak jauh, tak lama kami sudah sampai di hotel.

Selepas Maghrib, kami bersantai di kamar dan berbincang hangat. Kami berdiskusi tentang sewa mobil ke Lembang. Akhirnya, suamiku menelpon Kang sopir yang mengantar kami pulang ke hotel dari TSB tadi. 

Lalu kami pun mencari makan malam di luar. Karena capek, kami memilih makan di tempat yang sama dengan malam kemarin namun dengan menu yang berbeda.

Setelah makan malam, kami kembali ke hotel dan sholat Isya. Setelah itu, sambil ngobrol-ngobrol keseruan di TSB tadi, aku merapikan kembali koper kami karena besok pagi kami harus check-out dari hotel ini. 

Yaa, karena ketidaktahuan kami tentang jarak Lembang-Bandung juga kondisi transportasi di Lembang, kami terlanjur mem-booking hotel pertama ini dua hari saja dan sewaktu tiba di Bandung kemarin, kami juga sudah terlanjur mem-booking hotel lain di Lembang untuk satu malam.

Packing beres. Waktunya istirahat, besok akan ada banyak tempat wisata seru yang akan dikunjungi bersama kekasih tercinta. Keseruan di Trans Studio Bandung hari ini tidak akan terlupakan.

-- Bersambung cerita berikutnya -->> Cerpen Cinta "Keseruan di Farmhouse Lembang"